Tinju dan MMA merupakan dua olahraga tarung yang berbeda, meskipun ke dua olahraga diharuskan menggunakan sarung tangan. Satu-satunya alasan untuk menggunakan sarung tangan untuk melindungi tangan dan melindungi lawan dari pukulan. olahraga MMA memakai sarung tangan, alasannya adalah untuk melindungi tangan mereka. Sarung tangan yang digunakan biasanya memiliki berat 4-6 ons. Sedangkan dalam olahraga tinju para petarung mengenakan sarung tangan dengan berat minimal 8 ons.
Tinju adalah olahraga bela diri yang menampilkan dua orang dengan berat sama bertanding yaitu saling melepaskan pukulan di tempat bernama ring dalam waktu yang sudah ditentukan, Tinju hanya mengandalkan tangan untuk menyerang lawan sedangkan Mixed Martial Arts (MMA) adalah olahraga kontak yang memperbolehkan berbagai teknik pertarungan, seperti pergumulan, tendangan, dan pukulan dimana masing-masing praktisi didorong untuk mengkombinasikan teknik dari berbagai cabang seni bela diri untuk melumpuhkan lawan.
Namun jika berbicara soal olahraga Tinju dan MMA terkadang membuat orang berpikir jika melakukan olahraga MMA lebih berbahaya dari pada olahraga tinju karena orang melihat Olahraga mixed martial arts (MMA) menampilkan pertunjukan berdarah-darah. Namun dari segi kesehatan, rupanya tinju justru lebih berbahaya dibanding MMA.
Tinju lebih bahaya di karenakan olahraga tinju mengincar serangan di kepala dan badan, kepala jadi sasaran utama pada olahraga tinju. Pukulan jab, hook, cross, sampai uppercut bisa memberikan hantaman keras kepada kepala. Tentu, berbahaya untuk otak. Meski saat kepala terkena pukulan tidak mengeluarkan darah, tetapi memunculkan memar di dalam kulit dan lainnya yang juga berbahaya dalam jangka waktu lama,
Sedangkan petarung MMA, mereka bebas mengincar bagian tubuh lain termasuk melakukan gulat untuk kuncian.. Sejumlah orang cenderung melihatnya sebagai kekerasan penuh darah dan menyebutnya olahraga paling membahayakan .Tetapi ada kasus yang di pelajari para peneliti dari data medis post-fight dari 1180 petarung MMA dan 550 petinju yang pernah bertarung di antara tahun 2003-2013 di Edmonton, Canada. 59.4 persen dari petarung MMA dan 49.8 persen dari petinju mengalami berbagai macam bentuk luka-luka dalam pertandingan. Namun, 7.1 persen petinju kehilangan kesadaran atau mengalami luka serius di mata mereka dibandinkan 4.2 persen petarung MMA. Ditambah lagi, petinju secara signifikan cenderung menerima perawatan medis pasca tanding untuk luka mereka.
Mike Tyson yang bayak di kenal sebagai Legenda tinju dunia, mengeluarkan pendapatnya mengenai tinju dan mixed martial arts (MMA). menurutnya Tinju dan MMA merupakan dua olahraga tarung yang berbeda. Selama beberapa dekade lalu, tinju menjadi satu-satunya olahraga tarung yang menghasilkan banyak uang. Akan tetapi, MMA saat ini menjadi olahraga yang juga bisa menghasilkan banyak uang dengan pionirnya, UFC. Apalagi saat ini UFC mempunyai dua bintang yang selalu menjadi sorotan, Conor McGregor dan Khabib Nurmagomedov.
Menurut Tyson, apa yang membuat UFC (MMA) lebih menghibur daripada tinju adalah kenyataan bahwa tidak ada orang yang membenci siapa pun dan petarung tidak perlu menjadi yang terbaik setiap saat. berbedaan inila anatara tinju dibandingkan UFC. Pertandingan terbaik melawan terbaik. Anda tidak melihat petinju berguling-guling dengan siapa pun, kata Mike Tyson yang dilansir dari International Business Times
Baik Tinju dan MMA, keduanya punya pasar masing-masing tergantung dari mereka yang menyukai olahraga yang mana. Tentu olahraga ke dua ini yang dikompetisikan memiliki aturan yang berlaku dan diawasi oleh tenaga medis yang profesional.