Indonesia memiliki segudang petinju berbakat yang pernah atau kekinian masih mewarnai kancah tinju dunia.
Tinju adalah olahraga dan seni bela diri yang menampilkan dua orang partisipan dengan berat yang serupa bertanding satu sama lain dengan menggunakan tinju mereka dalam rangkaian pertandingan berinterval satu atau tiga menit yang disebut ronde. Baik dalam Olimpiade ataupun olahraga profesional, kedua petinju menghindari pukulan lawan mereka sambil berupaya mendaratkan pukulan mereka sendiri ke lawannya.
Nilai diberikan untuk pukulan yang bersih dan mantap ke bagian depan pinggang ke atas yang sah dari lawan, dengan pukulan ke kepala dan dada mendapat nilai lebih. Petinju dengan nilai yang lebih tinggi setelah sejumlah ronde yang direncanakan akan dinyatakan sebagai pemenang. Kemenangan juga dapat dicapai jika lawan dipukul jatuh dan tidak dapat bangkit sampai hitungan kesepuluh dari wasit (suatu Knockout atau KO) atau jika lawan dinyatakan tidak mampu melanjutkan pertandingan (suatu Technical Knockout atau TKO). Untuk keperluan rekor pertandingan, TKO dihitung sebagai KO.
Indonesia memiliki segudang petinju berbakat yang pernah atau namanya masih mewarnai kancah tinju dunia. Berikut beberapa nama jaura tinju indonesia yang menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih gelar juara dunia
1. Ellyas Pical
Ellyas Pical merupakan petinju Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia. Ellyas Pical lahir di Ullath, Saparua, Maluku Tengah, Maluku, 24 Maret 1960. Ellyas Pical juga merupakan putera daerah/anak negeri Ullath, ia merupakan keturunan dari keluarga besar (fam/marga/mata rumah) Pical.
Ia merebut gelar juara IBF kelas bantam yunior (atau kelas super terbang) dari petinju Korea Chun Ju-do di Jakarta pada tanggal 3 Mei 1985. Setelah mempertahankan gelar melawan petinju Australia, Wayne Mulholland, 25 Agustus 1985, Pical harus mengakui keunggulan petinju Republik Dominika, Cesar Polanco dengan angka di Jakarta. Namun Pical mampu bangkit dan membalas kekalahannya atas Polanco dengan balik memukul KO Polanco pada pertandingan kedua di Jakarta, 5 Juli 1986.
Sempat mempertahankan gelar melawan petinju Korea Selatan, Dong-chun Lee, langkah Pical terhenti setelah menyerah dari petinju Thailand, Khaosai Galaxy dengan KO pada ronde 14, pada tahun 1987.
Setelah terjadi pergulatan batin berbulan-bulan karena depresi pasca kekalahan melawan Galaxy, Pical mampu bangkit dan merebut gelar IBF kelas bantam yunior kembali dari sang juara bertahan waktu itu Tae-ill Chang, juga dari Korea Selatan. Gelar ini sempat bertahan sampai 2 tahun, hingga akhirnya Pical harus terbang ke Ronoake, Virginia, Amerika Serikat untuk mempertahankan gelar melawan Juan Polo Perez dari Kolombia, (4 Oktober 1989, dan Pical harus menyerahkan gelarnya setelah kalah angka.
2. Nico Thomas
Lahir di Ambon, Maluku, 10 Juni 1966, Nico Thomas memulai karier dari tinju amatir. Prestasinya di amatir yakni meraih medali perak SEA Games 1985 dan medali emas Piala Presiden 1986.
Thomas menjadi juara IBF Strawweight setelah mengalahkan Thai Samuth Sithnaruepol di Jakarta , Indonesia pada 17 Juni 1989. Thomas, yang dikenal sebagai pria kedua Indonesia yang memenangkan gelar tinju dunia, setelah Ellyas Pical, kehilangan gelarnya dalam pertahanan pertamanya melawan Eric Chavez dari Filipina .
3. Muhammad Rachman
Pada tahun 1991, Rachman berhasil meraih gelar juara nasional kelas terbang mini, saat memukul KO juara bertahan Muhammad Sadik. Kemenangan demi kemenangan diraih Rachman, sampai akhirnya promotor kenamaan saat itu, Aseng, menandingkannya di tingkat internasional melawan petinju Filipina, Roger Mananquil. Rachman berhasil memukul KO Mananquil pada ronde 8 dan merebut gelar juara IBF Intercontinental (level Asia Pasifik) pada tahun 2000.
Setelah lebih dari 10 tahun berkecimpung di dunia tinju pro, Rachman berhasil merebut gelar juara dunia IBF kelas terbang mini, saat dia berhasil menundukkan petinju lincah dari Kolombia, Daniel Reyes (14 September 2004). Rachman tercatat sudah memperahankan gelarnya melawan Fahlan Sakreerin (Thailand) dengan technical draw pada 5 April 2005, dan menang KO ronde 6 atas Omar Soto (Meksiko) pada 6 Mei 2006.
4. Chris John
Chris John mencatatkan rekor sebagai juara dunia kelas bulu pertama yang berasal dari Indonesia, mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia.
Kesempatan emas bagi Chris John dan bangsa Indonesia tiba saat Chris John berkesempatan menantang Oscar Leon dari Kolombia pada 26 September 2003 di Bali. Chris John menang angka tipis (split decision) dalam pertandingan 12 ronde tersebut, dan dinyatakan berhak menyandang gelar juara dunia WBA sementara (interim title).
5. Daud Yordan
Daud Yordan adalah petinju Indonesia yang menjadi juara dunia dua kali versi badan tinju IBO, ia juara pada kelas featherweight dan lightweight pada masa yang berbeda.
Daud Yordan petinju Indonesia pertama yang berhasil menang di Amerika Serikat, Bukan itu saja, karena Daud Yordan merupakan petinju Indonesia pertama kali yang dikontrak dengan jangka panjang (selama lima tahun) oleh promotor kaliber dunia, Golden Boy Promotions.
6. Tibo Monabesa
Tibo Monabesa menjadi petunju NTT pertama yang menjadi juara dunia tinju. Saat ini rekor tandingnya adalah 20 kali menang, sekali kalah, dan dua seri. Tibo Monabesa mengharumkan nama Indonesia setelah menjadi juara dunia kelas terbang ringan IBO
7. Ongen Saknosiwi
Ongen merebut gelar juara usai mengalahkan petinju Thailand, Nanthawat Mailochat, di Singapura, . Pemuda ini menang di pertarungan internasional petamanya. Ia menang knockout (KO) pada ronde keempat setelah menjatuhkan lawannya dengan sebuah pukulan ke arah rusuk kanan. Ia sekarang memiliki rekor tak terkalahkan dalam tujuh pertarungan yang semuanya dimenangi dengan KO/TKO.
Itulah beberapa nama Petinju Indonesia yang membanggakan, semoga Olahraga tinju ini masi dpat mengharumkan nama Indonesia kembali di kancah internasional dalam kejuaraan tinju