Dunia Tinju Terkena Dampak Covid-19
Pandemi COVID-19 adalah peristiwa menyebarnya Penyakit koronavirus pada 2019 (Bahasa Inggris: Coronavirus disease 2019, disingkat COVID-19) di seluruh dunia untuk semua Negara. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2.[2] Wabah COVID-19 pertama kali dideteksi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok pada tanggal 1 Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tanggal 11 Maret 2020. Hingga 14 November 2020, lebih dari 53.281.350 orang kasus telah dilaporkan lebih dari 219 negara dan wilayah seluruh dunia.
Akibat pandemi ini, dunia tinju juga mengalami dampak nya. Mantan juara dunia Carl Frampton salah satunya. Ia khawatir karena tinju membutuhkan waktu "berbulan-bulan atau muAngkin bertahun-tahun" untuk memulihkan diri dari dampak buruk pandemi virus corona. "
Selain itu akan butuh waktu lama untuk pulih. Saya bicara bulanan dan mungkin tahunan untuk kembali ke keadaan sebelum ini," kata Frampton seperti dikutip Antaranews dari BBC Radio Five Live. Frampton meyakini begitu tinju dimainkan kembali, penggemar akan lebih hati-hati dalam membelanjakan uang nya akibat dampak finansial dari pandemi yang menyerang seluruh dunia tersebut.
Petinju Irlandia Utara itu memperkirakan orang akan kurang bergairah pergi ke stadion karena masih ada banyak risiko terpapar virus corona. Frampton, mantan juara dunia kelas super bantam dan kelas bulu, juga memprihatinkan para petinju di kelas bawah yang terpaksa berhenti jika bayaran nya turun. "Menurut saya, kebanyakan uang dan hadiah yang saya terima berasal dari televisi, tapi ada petinju yang bertarung tak ditayangkan televisi sehingga tergantung kepada tempat duduk penonton dan menggantungkan pada penjualan tiket agar bertahan hidup," kata dia.
Keadaan yang sama namun berbeda itu juga dialami oleh petinju tanah air Daud Yordan . Petinju kenamaan asal Indonesia Daud Yordan, batal tampil untuk beranding dalam duel perebutan gelar di Marina Bay, Singapura. Semula duel ini direncanakan untuk berlangsung pertengahan April 2020.
Presiden Direktur Mahkota Promotion Gustiantira Alandy—promotor Daud Yordan—menjelaskan alasan pembatalan tersebut. Menurutnya, wabah virus Corona jadi alasan utama pertarungan Daud Yordan melawan petinju dari Jepang ditunda hingga waktu yang belum ditentukan.
"Rencananya kan pertengahan April, tapi kemarin kami mendapat kabar dari pihak Singapura bahwa pemerintah di sana tak mengizinkan adanya event besar lantaran adanya wabah virus Corona," ujar Tira.
Pandemi virus Corona COVID-19 juga kembali mengganggu jalan nya persiapan Olimpiade Tokyo tahun 2020. Babak final kualifikasi tinju yang seharusnya berlangsung di Paris, Juni tahun 2021, terpaksa dibatalkan. Federasi Tinju Jepang seperti dilansir dari AFP, menyampaikan hal ini pada Selasa (16/2/2021). Menurut mereka, penentuan petinju yang tampil di babak utama akan dilakukan lewat rangking.
Keputusan ini tidak lepas dari pembatasan perjalanan yang diterapkan sejumlah negara di Eropa, termasuk Prancis dalam mencegah penyebaran virus Corona COVID-19. Sebelumnya, agenda ini telah diundur dari April ke Juni sebelum pihak penyelenggara akhir nya angkat tangan dan membatalkan nya.
"Atlet dari sejumlah negara lain nya masih dapat bepergian ke Paris tapi sebagian lain nya lagi tidak, jadi ini tidak adil," kata Juru Bicara Federasi tinju Jepang, Mayumi Imaeda yang mengaku baru menerima instruksi akan hal itu. "Atlet-atlet harus tiba lebih awal, dan mereka harus merasa aman dan terjamin. Itu juga harus terbuka dan jujur. Atlet-atlet harus diperlakukan dengan sama rata," beber Imaeda menambahkan.