Perkembangan Sejarah Olahraga Boxing atau Tinju |
Tinju merupakan salah satu olahraga bela diri yang sangat populer di dunia. Banyak orang yang mengenal tentang olahraga ini. Kata tinju dalam bahasa indonesia merupakan terjemahan dari kata inggris "boxing" atau "pugilism" Yang secara etimologi berasal dari kata-kata yunani pugno, pignis, pugnare yang berarti segala sesuatu yang berbentuk kotak (dalam bahasa inggris "box"). Dengan demikian pengertian tinju adalah tangan terkepal yang memiliki bentuk seperti kotak yang siap di pukulkan saat bertarung.
Pada awal mulanya, pertama kali olahraga Boxing atau Tinju ini dipertandingkan oleh bangsa Romawi, Mesir, serta Yunani. Pada zaman dahulu, tercatat dalam sejarah emas tinju, ada seorang petinju legendaris bernama Theagenes yang berasal dari Thaos, Yunani. Dia merupakan sang juara olahraga pada olimpiade kuno tahun 450 M. Namun waktu itu, pertandingan tinju bisa berakhir pada kematian karena di zaman Theagenes, olahraga tinju ini menggunakan sarung tangan besi.
Lalu seiring dengan perkembangan zaman dan untuk menghindari jatuhnya korban akibat olahraga tinju ini, maka sarung tinju bukan lagi menggunakan besi namun dari bahan lunak seperti saat ini. Petinju dari inggris James Ping (1973) merupakan petinju pertama yang mengenakan sarung tinju yang tidak ada bahan besinya sehingga lebih aman untuk digunakan.
Selain itu pertandingan tinju modern saat ini sudah berdasarkan berat badan masing-masing petinju agar lebih imbang, yang dikenal dengan istilah kelas tinju. Kelas tinju mulai di perkenalkan oleh seorang petinju dari inggris pertama kali pada tahun 1973 berdasarkan dari berat badannya. Kelas yang paling berat atau disebut dengan kelas berat, petinju ini mempunyai berat minimal 90 kg. Sedangkan kelas paling ringan adalah kelas straw, berat petinju dikelas ini adalah 47,61 kg sampai 58,98 kg.
Pertandingan dilakukan satu lawan satu. Dengan tujuan untuk menjatuhkan lawan, menggunakan tangan yang diberi sarung tinju. Daerah yang boleh dipukul adalah pinggang hingga kepala. Bila seorang petinju berhasil memukul kepala lawan hingga KO maka dia akan dinyatakan sebagai pemenang, tetapi kemenangan juga dapat diperoleh dari banyaknya pukulan sah yang masuk.
Lokasi atau arena pertandingan disebut ring, walaupun mempunyai nama yang bisa diartikan berbentuk bulat tetepi ring tinju berbentuk segi empat. Hal ini disebabkan pada awal mulanya pertandingan tinju, penonton berdiri melingkar disekitar arena pertandingan. Luas arena pertandingan yaitu dengan luas ukuran antara 2,66 x 2,66 meter hingga 4,88 x 4,88 meter yang disertai tali pengaman berjumlah empat pada setiap sisi. Ring didirikan diatas panggung kurang lebih setinggi 1,5 meter. Waktu melakukan pertandingan dilakukan berdasarkan ronde. Setiap rondenya diberi waktu 3 menit untuk melakukan pertarungan setelah itu diberi waktu istirahat 2 menit diantara setiap ronde.
Olahraga tinju termasuk dalam kategori olahraga yang sangat keras. Selain berakibat cacat, resiko kematian juga dapat terjadi. Sudah tidak heran apabila anda sering mendengar banyak petinju yang mengalami cacat dan memutuskan untuk berhenti. Salah satunya adalah legenda hidup Muhammad Ali. Juara tinju kelas berat, yang sangat terkenal di dunia. Dia menderita penyakit Parkinson, akibat banyaknya menerima pukulan di kepalanya.
Walaupun resiko yang dihadapi besar. Olahraga tinju termasuk olahraga populer yang diminati banyak orang, baik itu kaum pria maupun wanita, sudah banyak yang mengeluti olahraga ini. Selain itu olahraga tinju ini bukan hanya untuk pertandingan semata, tetapi untuk menjaga diri dan menjaga kesehatan tubuh.